Kamis, 19 November 2015




Jadilah seorang wanita yang mempunyai tameng yang kuat, dan tetaplah menjadi diri sendiri karna menjadi diri sendiri itu lebih baik ..



CARA EFEKTIF MENBANGUN CINTA AL-QURAN


GambarOleh Ustadz Didik Hariyanto
Ada dua cara utama agar hati kita bisa selalu cinta al Quran:
  1. Meminta dan memohon kepada Allah agar hati kita selalu dekat dan cinta al Quran
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk membaca doa:
اللهم إني عبدك وابن عبدك وابن أمتك، ناصيتي بيدك، ماض فيَّ حكمك، عدل فيَّ قضاؤك، أسألك بكل اسمٍ هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدًا من خلقك أو استأثرت به في علم الغيب عندك، أن تجعل القرآن ربيع قلبي ونور صدري وجلاء حزني وذهاب همِّي
“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.”
(HR. Ahmad 1/391. Menurut pendapat Al-Albani, hadits tersebut adalah sahih)
  1. Selalu membaca dan mengkaji tentang kebesaran dan keagungan al Quran. Menelaah keadaan dan sejarah orang-orang soleh terdahulu dengan al Quran. Kelezatan hidup dengan al Quran jauh lebih berharga dari kelezatan duniawi.
Membaca al Quran termasuk salah satu sebab utama bertambahnya keimanan, sebagaimana firman Allah:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,” (QS. Al Anfaal, 2)
Sungguh al Quran memiliki pengaruh yang luar biasa dalam mengobati penyakit hati maka sudah selayaknyalah bagi kita untuk memiliki dzikir harian dari al Quran; membaca 5 juz setiap hari atau satu juz atau setengah juz atau satu halaman atau bahkan hanya setengah halaman yang penting jangan sampai ada hari di mana kita tidak membaca al Quran. Bacalah walau hanya sedikit karena sebaik-baik amal adalah yang istiqomah walau hanya sedikit.


BANYAK MENGINGAT ALLAH SWT


Salah satu perkara penting yang sangat dianjurkan oleh Islam ialah dzikrullah (mengingat uukAllah). Dan Allah menyuruh orang beriman agar mengingat Allah dalam jumlah yang banyak atau non-stop terus-menerus.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzab 41)
Bagi orang yang dapat menikmati manis atau lezatnya iman, maka mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala terus-menerus bukanlah hal yang sulit. Ia bahkan tidak memandangnya sebagai sebuah beban atau kewajiban. Malah ia memandang kegiatan mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala justeru sebagai suatu kebutuhan karena cintanya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala yang amat-sangat. Bila orang mencintai sesuatu atau seseorang demikian dalamnya, maka secara otomatis ingatannya akan selalu tertuju kepada fihak yang dicintainya itu. Akan sulit baginya untuk mengalihkan perhatian dan ingatannya dari sang kekasih yang ia cintai tersebut.
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya….” (HR Bukhari –Shahih)
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Adapun orang-orang yang beriman amat-sangat cintanya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala .” (QS Al-Baqarah 165)
Dan Allah subhaanahu wa ta’aala menjanjikan bagi laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah bahwa untuk mereka telah disediakan ampunan dan pahala yang besar.
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Ahzab 41)
Di  dalam era penuh fitnah seperti sekarang ini banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan kegelisahan manusia. Maka dzikrullah dapat menjadi solusi mengatasi berbagai kegelisahan tersebut. Demikian janji Allah subhaanahu wa ta’aala.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du 28)
Bahkan lebih jauh lagi Allah subhaanahu wa ta’aala menggambarkan orang-orang yang beriman sebagai mereka yang hatinya sedemikian terpaut dengan Allah subhaanahu wa ta’aala, sehingga tatkala nama Allah disebut, hati mereka bergetar dan bila dibacakan ayat-ayat-Nya, iman mereka meningkat. Subhaanallah.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabb-lah mereka bertawakal.” (QS Al-Anfaal 2)
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan bahwa seluruh dunia dengan segenap isinya adalah terlaknat kecuali beberapa hal. Dan salah satu hal itu ialah kegiatan dzikrullah. Maksudnya ialah bahwa dunia merupakan tempat yang sangat tidak berarti, bahkan sangat buruk. Tetapi ada beberapa hal atau kegiatan yang masih dapat membuat dunia ini menjadi baik dan ada artinya. Salah satunya ialah kegiatan mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala.
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dunia itu terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan yang berhubungan dengannya, atau seorang yang ‘alim dan mengajarkan ilmunya.” (HR Ibnu Majah – Hasan)
Dalam dunia modern penuh fitnah dewasa ini terasa betapa dunia telah menjadi tempat yang terlaknat. Sebab begitu banyak hal telah diagungkan sedemikian rupa sampai ke derajat diperlakukan laksana ilah-ilah tandingan selain Allah subhaanahu wa ta’aala. Banyak manusia yang kesibukannya bukanlah mengingat Rabbnya, Allah subhaanahu wa ta’aala. Mereka malah sibuk mengingat duit atau harta-kekayaan yang diyakininya dapat melestarikan kebahagiaan hidupnya di dunia. Atau sibuk mengingat wanita cantik bahkan ahli-maksiat seperti artis, selebritis atau bintang filem. Ada lagi yang sibuk mengingat idolanya dalam dunia olahraga, seperti sepakbola atau pembalap mobil formula. Ada pula yang terobsesi mengingat segala strategi dan taktik untuk mempertahankan kelestarian jabatan dan kekuasaannya. Ada lagi yang hanya sibuk mengingat bossnya, pemimpinnya, atasannya yang padahal bukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sungguh di zaman penuh fitnah seperti sekarang ini kegiatan dzikrullah menjadi suatu perjuangan tersendiri. Sebab dewasa ini orang yang sibuk memfokuskan perhatian dan ingatannya kepada Dzat Yang Maha Mulia tentu menjadi manusia yang melawan arus ditengah-tengah kebanyakan manusia lainnya yang telah tenggelam ke dalam arus hebat dosa syirik mengingat dan mengagungkan selain Dzat Yang Maha Kuasa, Allah subhaanahu wa ta’aala. Pantaslah bila Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menggambarkan bahwa kegiatan mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala dapat menjadi lebih baik daripada kegiatan berjihad atau berperang di jalan Allah subhaanahu wa ta’aala…!
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ قَالُوا بَلَى قَالَ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian mengenai amalan kalian yang terbaik, dan yang paling suci di sisi Raja kalian (Allah subhaanahu wa ta’aala), paling tinggi derajatnya, serta lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kemudian kalian memenggel leher mereka dan mereka memenggal leher kalian?” Mereka berkata: Iya. Beliau berkata: “Dzikrullah (mengingat) Allah ta’ala.” (HR Tirmidzi – Shahih)
Sementara itu sahabat Mu’adz bin Jabal RadhyiAllahu ‘anhu berkata tidak ada sesuatu yang lebih dapat menyelamatkan dari adzab Allah selain daripada Dzikrullah (mengingat) Allah ta’ala.
Bagi kaum muslimin yang hidup di wilayah dimana aktifitas jihad fi sabilillah berkecamuk sudah barang tentu tuntutan utama yang wajib ia laksanakan adalah ikut berpartisipasi dalam kegiatan mulia tersebut. Tetapi bagi kaum muslimin yang hidup di wilayah dimana kegiatan jihad tidak berlangsung atau belum hadir, maka dzikrullah menjadi suatu tuntutan yang pasti dirasakan sangat berat pelaksanaannya. Mengapa? Karena dunia modern telah menjadi ladang globalisasi kemaksiatan dan kemusyrikan yang sangat ramai dengan berbagai ajakan untuk mengingat dan mengagungkan segala hal selain Allah subhaanahu wa ta’aala. Dunia modern yang lebih layak disebut Sistem Dajjal gencar menawarkan seruan dzikrul-maal (mengingat harta), dzikrul-imarah (mengingat jabatan dan kekuasaan), dzikrun-nisaa (mengingat wanita), dzikrun-nafs (mengingat diri sendiri / egoisme), dzikrul-qiyadah (mengingat pimpinan) dan berbagai jenis dzikru lainnya. Hanya satu jenis dzikru yang mereka abaikan dan ajak sebanyak mungkin manusia untuk turut bersama mengabaikannya, yaitu dzikr-Ullah (mengingat Allah) subhaanahu wa ta’aala.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir (mengingat) dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan baik.” (HR Abu Dawud – Shahih)